Follow Us :              

Pemprov Jateng Siap Dukung dan Fasilitasi Aglomerasi Solo Raya

  25 October 2024  |   09:00:00  |   dibaca : 82 
Kategori :
Bagikan :


Pemprov Jateng Siap Dukung dan Fasilitasi Aglomerasi Solo Raya

25 October 2024 | 09:00:00 | dibaca : 82
Kategori :
Bagikan :

Foto : Rinto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Rinto (Humas Jateng)

SURAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah siap mendukung konsep aglomerasi Solo Raya untuk mendorong investasi melalui pemusatan kegiatan ekonomi di Solo dan sekitarnya.

Aglomerasi Solo Raya yang menjadikan Kota Surakarta sebagai sentra, sedangkan Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, Klaten, Sragen, dan Wonogiri sebagai daerah penyangga ini, dilakukan dengan memberikan kemudahan layanan perizinan investasi, serta dukungan berupa pembangunan infrastruktur. 

"Dengan digagas aglomerasi Solo Raya berarti berpikirnya tidak lagi parsial (sebagian), tetapi semua yang ada di kawasan ini dipikirkan bersama menjadi daerah sentra dan penopang," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno di sela acara Focus Group Discussion  (FGD) Optimalisasi Aglomerasi Solo Raya di Hotel Paragon, Kota Surakarta pada Jumat, 25 Oktober 2024.

Sekda menyampaikan, apabila konsep aglomerasi Solo Raya dapat terwujud dan berjalan dengan baik, maka hal ini dapat dicontoh oleh daerah-daerah lain di Jateng, seperti Banyumas Raya, Tegal Raya, dan Semarang Raya.

Dalam kesempatan itu, ia juga meminta semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam perencanaan dan pengembangan konsep aglomerasi Solo Raya untuk selalu memperhatikan kelestarian lingkungan. 

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jateng, Harry Nuryanto Soediro mengatakan, enam daerah aglomerasi Solo Raya memiliki potensi ekonomi yang cukup kuat. Salah satunya dari sektor industri yang dapat menyerap banyak tenaga kerja dan menyumbang investasi bagi Jateng. 

"Langkah strategis ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan di Solo Raya," katanya.

Sementara itu, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Nurul Ichwan mengatakan, investasi di kawasan Solo Raya berkontribusi cukup besar terhadap realisasi investasi di Provinsi Jateng.

Realisasi investasi Triwulan III 2024 di Kawasan Solo Raya, yakni Kabupaten Boyolali sebesar Rp20.265 miliar, Klaten Rp9.915 miliar, Karanganyar Rp8.722 miliar, Sukoharjo Rp4.339 miliar, Wonogiri Rp8.261 miliar, Sragen Rp4.406 miliar, dan Kota Surakarta Rp3.657 miliar.

Ia menambahkan, konsep aglomerasi yang akan dikembangkan adalah pembangunan ekosistem industri ekstraktif dengan pemanfaatan sumber daya alam, perkebunan, perikanan, dan lainnya. Selain itu, juga dilakukan pengembangan pada sektor industri tersier atau jasa yang berpusat di Surakarta.


Bagikan :

SURAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah siap mendukung konsep aglomerasi Solo Raya untuk mendorong investasi melalui pemusatan kegiatan ekonomi di Solo dan sekitarnya.

Aglomerasi Solo Raya yang menjadikan Kota Surakarta sebagai sentra, sedangkan Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, Klaten, Sragen, dan Wonogiri sebagai daerah penyangga ini, dilakukan dengan memberikan kemudahan layanan perizinan investasi, serta dukungan berupa pembangunan infrastruktur. 

"Dengan digagas aglomerasi Solo Raya berarti berpikirnya tidak lagi parsial (sebagian), tetapi semua yang ada di kawasan ini dipikirkan bersama menjadi daerah sentra dan penopang," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno di sela acara Focus Group Discussion  (FGD) Optimalisasi Aglomerasi Solo Raya di Hotel Paragon, Kota Surakarta pada Jumat, 25 Oktober 2024.

Sekda menyampaikan, apabila konsep aglomerasi Solo Raya dapat terwujud dan berjalan dengan baik, maka hal ini dapat dicontoh oleh daerah-daerah lain di Jateng, seperti Banyumas Raya, Tegal Raya, dan Semarang Raya.

Dalam kesempatan itu, ia juga meminta semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam perencanaan dan pengembangan konsep aglomerasi Solo Raya untuk selalu memperhatikan kelestarian lingkungan. 

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jateng, Harry Nuryanto Soediro mengatakan, enam daerah aglomerasi Solo Raya memiliki potensi ekonomi yang cukup kuat. Salah satunya dari sektor industri yang dapat menyerap banyak tenaga kerja dan menyumbang investasi bagi Jateng. 

"Langkah strategis ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan di Solo Raya," katanya.

Sementara itu, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Nurul Ichwan mengatakan, investasi di kawasan Solo Raya berkontribusi cukup besar terhadap realisasi investasi di Provinsi Jateng.

Realisasi investasi Triwulan III 2024 di Kawasan Solo Raya, yakni Kabupaten Boyolali sebesar Rp20.265 miliar, Klaten Rp9.915 miliar, Karanganyar Rp8.722 miliar, Sukoharjo Rp4.339 miliar, Wonogiri Rp8.261 miliar, Sragen Rp4.406 miliar, dan Kota Surakarta Rp3.657 miliar.

Ia menambahkan, konsep aglomerasi yang akan dikembangkan adalah pembangunan ekosistem industri ekstraktif dengan pemanfaatan sumber daya alam, perkebunan, perikanan, dan lainnya. Selain itu, juga dilakukan pengembangan pada sektor industri tersier atau jasa yang berpusat di Surakarta.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu