Foto : Ebron (Humas Jateng)
Foto : Ebron (Humas Jateng)
SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen untuk meningkatkan jumlah Sekolah Damai di Jateng. Saat ini sudah ada sebanyak 79 SMA dan SMK Negeri yang menerapkan program sekolah damai.
Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mengatakan, program Sekolah Damai merupakan inisiasi dari Wahid Foundation yang didukung oleh Pemprov Jateng dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Program ini bertujuan untuk menanamkan nilai toleransi dan mewujudkan kedamaian, serta mencegah adanya tindakan menyimpang dan ideologi ekstremisme di tingkat sekolah.
"Saya tergugah untuk terus meningkatkan. Sekarang sudah ada 79 Sekolah Damai. Ini akan terus kita tingkatkan, kalau perlu seluruh sekolah menjadi Sekolah Damai," ucapnya saat mendampingi Kepala BNPT, Eddy Hartono meninjau Sekolah Damai di SMA Negeri 13 Kota Semarang pada Kamis, 12 Desember 2024.
Pj Gubernur menyampaikan, keberadaan sekolah damai sangatlah penting. Sebab di era globalisasi ini, keterbukaan infomasi serta kemajuan teknologi yang berkembang pesat dan tanpa batas semakin memudahkan kehidupan manusia. Akan tetapi, di sisi lain justru berpotensi menjadi ancaman dalam pembentukan karakter bangsa, bahkan generasi muda.
Oleh karena itu, Pemprov Jateng terus mengawal pembentukan karakter dan mencegah ideologi ekstremisme dengan berbagai upaya. Salah satunya dengan menerbitkan beberapa aturan turunan dari Peraturan Presiden Nomor 07 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme.
Aturan turunan itu, antara lain regulasi tentang Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme; Tim Sistem Deteksi Dini dan Respons Dini Ekstremisme Kekerasan dan Terorisme di Wilayah Provinsi Jawa Tengah Periode 2024-2029; dan Sekolah Damai.
"Alhamdulillah, pada Tahun 2023 Pemprov Jateng mendapat penghargaan RAN PE (Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme) Awards pada kategori Inisiator Kolaborasi Multipihak bersama Wahid Foundation atas inisiasi Program Sekolah Damai," kata Pj Gubernur.
Development and Policy Advisor Wahid Foundation, Mujtaba Hamdi mengatakan, program sekolah damai ini sudah dimulai sejak tahun 2017. Proyek percontohan (pilot project) ini dilakukan di empat provinsi, yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jakarta. Adapun dari beberapa percontohan tersebut, sekolah damai di Jawa Tengah dinilai menjadi contoh yang terbaik.
"Ada lima SMA/SMK Negeri di Jawa Tengah yang menjadi percontohan. Setelah itu, kami minta diperluas di seluruh Jateng," katanya.
Ada tiga pilar yang dikembangkan dalam program sekolah damai ini, yaitu intervensi pada wilayah kebijakan, praktik yang menyesuaikan kultur dan kearifan lokal, serta penguatan organisasi siswa.
Kepala BNPT, Eddy Hartono mengatakan, kunjungannya ke Sekolah Damai SMA Negeri 13 Kota Semarang untuk melihat hasil dari program Sekolah Damai.
"Di SMAN 13 Semarang ini, dari 135 rencana aksi yang dibuat, sudah dilakukan sekitar 130 rencana aksi," katanya
Hal-hal yang sudah dilakukan di Sekolah Damai SMAN 13 Kota Semarang dan Pemprov Jateng ini akan dijadikan best prettiness untuk BNPT. Pemprov Jateng juga diapresiasi karena dukungan penuh dengan membuat rencana aksi daerahnya bersama Wahid Foundation.
SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen untuk meningkatkan jumlah Sekolah Damai di Jateng. Saat ini sudah ada sebanyak 79 SMA dan SMK Negeri yang menerapkan program sekolah damai.
Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mengatakan, program Sekolah Damai merupakan inisiasi dari Wahid Foundation yang didukung oleh Pemprov Jateng dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Program ini bertujuan untuk menanamkan nilai toleransi dan mewujudkan kedamaian, serta mencegah adanya tindakan menyimpang dan ideologi ekstremisme di tingkat sekolah.
"Saya tergugah untuk terus meningkatkan. Sekarang sudah ada 79 Sekolah Damai. Ini akan terus kita tingkatkan, kalau perlu seluruh sekolah menjadi Sekolah Damai," ucapnya saat mendampingi Kepala BNPT, Eddy Hartono meninjau Sekolah Damai di SMA Negeri 13 Kota Semarang pada Kamis, 12 Desember 2024.
Pj Gubernur menyampaikan, keberadaan sekolah damai sangatlah penting. Sebab di era globalisasi ini, keterbukaan infomasi serta kemajuan teknologi yang berkembang pesat dan tanpa batas semakin memudahkan kehidupan manusia. Akan tetapi, di sisi lain justru berpotensi menjadi ancaman dalam pembentukan karakter bangsa, bahkan generasi muda.
Oleh karena itu, Pemprov Jateng terus mengawal pembentukan karakter dan mencegah ideologi ekstremisme dengan berbagai upaya. Salah satunya dengan menerbitkan beberapa aturan turunan dari Peraturan Presiden Nomor 07 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme.
Aturan turunan itu, antara lain regulasi tentang Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme; Tim Sistem Deteksi Dini dan Respons Dini Ekstremisme Kekerasan dan Terorisme di Wilayah Provinsi Jawa Tengah Periode 2024-2029; dan Sekolah Damai.
"Alhamdulillah, pada Tahun 2023 Pemprov Jateng mendapat penghargaan RAN PE (Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme) Awards pada kategori Inisiator Kolaborasi Multipihak bersama Wahid Foundation atas inisiasi Program Sekolah Damai," kata Pj Gubernur.
Development and Policy Advisor Wahid Foundation, Mujtaba Hamdi mengatakan, program sekolah damai ini sudah dimulai sejak tahun 2017. Proyek percontohan (pilot project) ini dilakukan di empat provinsi, yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jakarta. Adapun dari beberapa percontohan tersebut, sekolah damai di Jawa Tengah dinilai menjadi contoh yang terbaik.
"Ada lima SMA/SMK Negeri di Jawa Tengah yang menjadi percontohan. Setelah itu, kami minta diperluas di seluruh Jateng," katanya.
Ada tiga pilar yang dikembangkan dalam program sekolah damai ini, yaitu intervensi pada wilayah kebijakan, praktik yang menyesuaikan kultur dan kearifan lokal, serta penguatan organisasi siswa.
Kepala BNPT, Eddy Hartono mengatakan, kunjungannya ke Sekolah Damai SMA Negeri 13 Kota Semarang untuk melihat hasil dari program Sekolah Damai.
"Di SMAN 13 Semarang ini, dari 135 rencana aksi yang dibuat, sudah dilakukan sekitar 130 rencana aksi," katanya
Hal-hal yang sudah dilakukan di Sekolah Damai SMAN 13 Kota Semarang dan Pemprov Jateng ini akan dijadikan best prettiness untuk BNPT. Pemprov Jateng juga diapresiasi karena dukungan penuh dengan membuat rencana aksi daerahnya bersama Wahid Foundation.
Berita Terbaru