Follow Us :              

Siap Beli Komoditas Petani Skala Besar, Pemprov Jateng Jajaki Eragano

  05 February 2018  |   08:00:00  |   dibaca : 689 
Kategori :
Bagikan :


Siap Beli Komoditas Petani Skala Besar, Pemprov Jateng Jajaki Eragano

05 February 2018 | 08:00:00 | dibaca : 689
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupaya serius untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Terlebih, harga komoditas pertanian di pasar cenderung fluktuatif. Seperti harga bawang merah yang anjlok beberapa waktu terakhir.

Terobosan e-commerce Regopantes pun resmi diluncurkan pada triwulan lalu demi mengikis rantai middle man dalam distribusi komoditas pertanian. Sehingga memberikan keuntungan lebih besar bagi petani.

Pendiri dan pemilik Regopantes, Wim Prihanto mengungkapkan 1.100 petani di Jawa Tengah sudah memanfaatkan e-commerce tersebut. Sebagian besar adalah petani asal Kabupaten Magelang dan sekitarnya. Sementara konsumen yang sudah mengakses website ini sekitar 8.000 orang.

“Tiga bulan beroperasi kemarin kita sudah berhasil mentransaksikan 5,7 ton. Kalau dinilai rupiahnya memang belum terlalu banyak, sekitar Rp 90 juta. Tetapi efek sosial mulai terasa. Beberapa petani di Kabupaten Batang dan Kabupaten Magelang mengatakan kami mendapatkan penghasilan dua hingga tiga kali lipat,” bebernya saat mengikuti Audiensi Kepala Biro ISDA dan Tim E–Commerce Pangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam rangka Paparan Sistem Aplikasi E–Commerce Pangan di Ruang Rapat Lantai II Gedung A Kantor Gubernur, Senin (5/2).

Selain Regopantes, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga melakukan penjajakan dengan e-commerce Eragano sejak awal 2018. CEO Eragano, Stephanie, menerangkan, e-commerce yang dikelolanya merupakan solusi dari hulu ke hilir berbasis teknologi platform untuk memberikan kemudahan bagi petani dalam mengakses pinjaman/ kredit perbankan, memperoleh pelatihan budi daya dan pascapanen hingga mereka siap menjual hasil panennya. Untuk pasarnya, e-commerce Eragano berorientasi pada segmen industri agar petani dapat menjual komoditasnya dalam skala besar.

“Kami punya network ke arah hotel, restoran, dan kafe. Tapi kami fokuskan pada market industri agar kita stabil dahulu. Tujuan yang kami sudah ada seperti Unilever, Nestle, Charoen Pokphand Indonesia, Cargill, dan lainnya,” terangnya.

Perempuan muda itu menambahkan, selama beroperasi, Eragano telah membantu petani Kupang untuk menjual 40 ton jagung pakan ternak, 36.5 ton tomat dari petani Jabar, 40 ton bawang merah dari petani Brebes Jateng dan petani Nganjuk Jatim.

Secara teknis, petani yang mengawali keikutsertaannya di e-commerce Eragano harus mengisi data profil petani, titik lahan, dan titik geo tagging untuk memudahkan monitoring budi daya hingga pascapanen.

“Dari profil petani mereka masukkan data seperti dari nama, tanggal lahir, nomor KTP sampai nama ibu kandung untuk membantu bank menerapkan laku pandai. Titik profil lahan dan titik geo tagging (juga diinput) sehingga langsung ketahuan lahannya dimana dan bisa dikroscek. Karena ketika nanti monitoring, ada pengecekan antara geo tagging lokasi foto dengan lokasi lahannya,” jelasnya.

Dengan segmen industri yang ada, Stephanie mengungkapkan, Eragano mendorong petani untuk menjual komoditasnya dengan bobot minimal 2,5 ton. Sehingga ongkos kirim yang dikucurkan tidak banyak.

“Petani bisa jual 2,5 ton agar mereka bisa meningkatkan pendapatannya. Kalau di bawah 2,5 ton nanti biaya ongkos kirimnya terlalu tinggi,” ujarnya.

Tak hanya menambah pendapatan, Eragano juga memacu petani untuk meningkatkan produktivitasnya. Dengan pelatihan rutin setiap minggunya, baik online maupun offline, petani bisa meningkatkan produktivitas sekitar 30 persen.

“Dari arah penjualan, harga yang diterima petani bisa minimal 30 persen sampai dua kali lipat. Di luar itu, untuk produktivitas kita bisa tingkatkan minimal 30 persen. Dengan training kita (berikan), yang rata-rata lima ton bisa menjadi tujuh ton. Untuk kegagalan panen juga berkurang karena ada asuransi jadi bisa full cover,” lanjutnya.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP menyambut baik kehadiran e-commerce Eragano yang bersama-sama dengan Regopantes bertekad meningkatkan kesejahteraan petani Jateng. Dengan berbekal Kartu Tani, petani dapat dengan mudah memanfaatkan kedua e-commerce tersebut.

Orang nomor satu di Jawa Tengah itu berpendapat, e-commerce Regopantes perlu terus disosialisasikan kepada para petani meski sudah tiga bulan beroperasi. Sementara itu, e-commerce Eragano perlu segera diuji coba di beberapa kabupaten.

“Saya kira Eragano bisa kita pakai. Dari beberapa kelompok tani yang settle karena sudah punya modal awal peralatan, langsung dilink-kan saja. Dari mereka bisa dicari berbagai komoditas yang siap ditampung untuk kita jadikan contoh. Saya ingin dashboard yang bisa membaca geotaggingnya. Itu yang paling penting karena itu yang riil,” sarannya.

Mantan anggota DPR RI itu menjelaskan, sistem informasi pertanian yang dibangun pada e-commerce Eragano akan membuat petani memperoleh keuntungan yang layak.

“Dia (Eragano) bangun sistem informasinya, termasuk produksi dan ke mana akan dijual. Dia carikan off taker-nya, back up insurance-nya, dan beri intermediasi perbankan,” jelasnya.

Untuk menindaklanjuti penjajakan dengan Pemprov Jateng, Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah Dra Peni Rahayu MSi membeberkan, uji coba e-commerce Eragano akan menyasar ke tiga kabupaten. Yaitu Kabupaten Sragen, Grobogan, dan Banyumas.

Insya Allah Sragen untuk uji cobanya kita akan panen jagung sekitar 200 ton minggu depan. Berapapun produksi jagung, mereka siap untuk membeli. Selain itu, ada kacang kedelai, bawang merah, dan cabe. Baik cabe rawit maupun cabai besar,” bebernya.

Perempuan berhijab itu menambahkan, beroperasinya e-commerce Regopantes dan Eragano nanti akan memberikan keleluasan bagi petani Jateng untuk memilih platform yang digunakan untuk menjual hasil panennya.

“Ada Eragano, ada Regopantes, petani boleh memilih. Petani mau jual dalam jumlah kecil dengan harga yang cukup menguntungkan bisa lewat Regopantes. Kalau komoditasnya dalam jumlah besar tentu harganya berbeda dan itu kita bisa tawarkan melalui Eragano,” ujarnya.

 

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng


Bagikan :

Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupaya serius untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Terlebih, harga komoditas pertanian di pasar cenderung fluktuatif. Seperti harga bawang merah yang anjlok beberapa waktu terakhir.

Terobosan e-commerce Regopantes pun resmi diluncurkan pada triwulan lalu demi mengikis rantai middle man dalam distribusi komoditas pertanian. Sehingga memberikan keuntungan lebih besar bagi petani.

Pendiri dan pemilik Regopantes, Wim Prihanto mengungkapkan 1.100 petani di Jawa Tengah sudah memanfaatkan e-commerce tersebut. Sebagian besar adalah petani asal Kabupaten Magelang dan sekitarnya. Sementara konsumen yang sudah mengakses website ini sekitar 8.000 orang.

“Tiga bulan beroperasi kemarin kita sudah berhasil mentransaksikan 5,7 ton. Kalau dinilai rupiahnya memang belum terlalu banyak, sekitar Rp 90 juta. Tetapi efek sosial mulai terasa. Beberapa petani di Kabupaten Batang dan Kabupaten Magelang mengatakan kami mendapatkan penghasilan dua hingga tiga kali lipat,” bebernya saat mengikuti Audiensi Kepala Biro ISDA dan Tim E–Commerce Pangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam rangka Paparan Sistem Aplikasi E–Commerce Pangan di Ruang Rapat Lantai II Gedung A Kantor Gubernur, Senin (5/2).

Selain Regopantes, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga melakukan penjajakan dengan e-commerce Eragano sejak awal 2018. CEO Eragano, Stephanie, menerangkan, e-commerce yang dikelolanya merupakan solusi dari hulu ke hilir berbasis teknologi platform untuk memberikan kemudahan bagi petani dalam mengakses pinjaman/ kredit perbankan, memperoleh pelatihan budi daya dan pascapanen hingga mereka siap menjual hasil panennya. Untuk pasarnya, e-commerce Eragano berorientasi pada segmen industri agar petani dapat menjual komoditasnya dalam skala besar.

“Kami punya network ke arah hotel, restoran, dan kafe. Tapi kami fokuskan pada market industri agar kita stabil dahulu. Tujuan yang kami sudah ada seperti Unilever, Nestle, Charoen Pokphand Indonesia, Cargill, dan lainnya,” terangnya.

Perempuan muda itu menambahkan, selama beroperasi, Eragano telah membantu petani Kupang untuk menjual 40 ton jagung pakan ternak, 36.5 ton tomat dari petani Jabar, 40 ton bawang merah dari petani Brebes Jateng dan petani Nganjuk Jatim.

Secara teknis, petani yang mengawali keikutsertaannya di e-commerce Eragano harus mengisi data profil petani, titik lahan, dan titik geo tagging untuk memudahkan monitoring budi daya hingga pascapanen.

“Dari profil petani mereka masukkan data seperti dari nama, tanggal lahir, nomor KTP sampai nama ibu kandung untuk membantu bank menerapkan laku pandai. Titik profil lahan dan titik geo tagging (juga diinput) sehingga langsung ketahuan lahannya dimana dan bisa dikroscek. Karena ketika nanti monitoring, ada pengecekan antara geo tagging lokasi foto dengan lokasi lahannya,” jelasnya.

Dengan segmen industri yang ada, Stephanie mengungkapkan, Eragano mendorong petani untuk menjual komoditasnya dengan bobot minimal 2,5 ton. Sehingga ongkos kirim yang dikucurkan tidak banyak.

“Petani bisa jual 2,5 ton agar mereka bisa meningkatkan pendapatannya. Kalau di bawah 2,5 ton nanti biaya ongkos kirimnya terlalu tinggi,” ujarnya.

Tak hanya menambah pendapatan, Eragano juga memacu petani untuk meningkatkan produktivitasnya. Dengan pelatihan rutin setiap minggunya, baik online maupun offline, petani bisa meningkatkan produktivitas sekitar 30 persen.

“Dari arah penjualan, harga yang diterima petani bisa minimal 30 persen sampai dua kali lipat. Di luar itu, untuk produktivitas kita bisa tingkatkan minimal 30 persen. Dengan training kita (berikan), yang rata-rata lima ton bisa menjadi tujuh ton. Untuk kegagalan panen juga berkurang karena ada asuransi jadi bisa full cover,” lanjutnya.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP menyambut baik kehadiran e-commerce Eragano yang bersama-sama dengan Regopantes bertekad meningkatkan kesejahteraan petani Jateng. Dengan berbekal Kartu Tani, petani dapat dengan mudah memanfaatkan kedua e-commerce tersebut.

Orang nomor satu di Jawa Tengah itu berpendapat, e-commerce Regopantes perlu terus disosialisasikan kepada para petani meski sudah tiga bulan beroperasi. Sementara itu, e-commerce Eragano perlu segera diuji coba di beberapa kabupaten.

“Saya kira Eragano bisa kita pakai. Dari beberapa kelompok tani yang settle karena sudah punya modal awal peralatan, langsung dilink-kan saja. Dari mereka bisa dicari berbagai komoditas yang siap ditampung untuk kita jadikan contoh. Saya ingin dashboard yang bisa membaca geotaggingnya. Itu yang paling penting karena itu yang riil,” sarannya.

Mantan anggota DPR RI itu menjelaskan, sistem informasi pertanian yang dibangun pada e-commerce Eragano akan membuat petani memperoleh keuntungan yang layak.

“Dia (Eragano) bangun sistem informasinya, termasuk produksi dan ke mana akan dijual. Dia carikan off taker-nya, back up insurance-nya, dan beri intermediasi perbankan,” jelasnya.

Untuk menindaklanjuti penjajakan dengan Pemprov Jateng, Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah Dra Peni Rahayu MSi membeberkan, uji coba e-commerce Eragano akan menyasar ke tiga kabupaten. Yaitu Kabupaten Sragen, Grobogan, dan Banyumas.

Insya Allah Sragen untuk uji cobanya kita akan panen jagung sekitar 200 ton minggu depan. Berapapun produksi jagung, mereka siap untuk membeli. Selain itu, ada kacang kedelai, bawang merah, dan cabe. Baik cabe rawit maupun cabai besar,” bebernya.

Perempuan berhijab itu menambahkan, beroperasinya e-commerce Regopantes dan Eragano nanti akan memberikan keleluasan bagi petani Jateng untuk memilih platform yang digunakan untuk menjual hasil panennya.

“Ada Eragano, ada Regopantes, petani boleh memilih. Petani mau jual dalam jumlah kecil dengan harga yang cukup menguntungkan bisa lewat Regopantes. Kalau komoditasnya dalam jumlah besar tentu harganya berbeda dan itu kita bisa tawarkan melalui Eragano,” ujarnya.

 

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu