Follow Us :              

Kalau Mau Disogok, Ingatlah Pertanyaan Saya Hari Ini..."

  06 August 2018  |   16:00:00  |   dibaca : 659 
Kategori :
Bagikan :


Kalau Mau Disogok, Ingatlah Pertanyaan Saya Hari Ini..."

06 August 2018 | 16:00:00 | dibaca : 659
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

SEMARANG - Senin (6/8/2018), Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP berkesempatan mengisi Ceramah Jam Pimpinan di Aula BPSDMD Jateng. Kegiatan itu antara lain diikuti pejabat eselon III, eselon IV, lurah dan prajab CPNS Kementerian Hukum dan HAM Kanwil Jateng.

Membuka ceramah jam pimpinan, Gubernur Ganjar Pranowo melontarkan pertanyaan kepada peserta dari Prajab CPNS Kumham. Apa yang membuat mereka mau bekerja di Kementerian Hukum dan HAM.

"Kenapa mau kerja di Kumham, di LP lagi?," tanyanya.

Peserta bernama Taufik Setiawan mengungkapkan, bahwa dia ingin membahagiakan kedua orangtuanya. Tujuan berikutnya, ingin menjadi agen perubahan. 

Alasan kedua Taufik itu pun memantik keingintahuan Ganjar lebih dalam. Dia pun mengejar  dengan memberi pertanyaan, perubahan apa yang hendak diageni laki-laki dari Temanggung itu.

"Perubahan apa kira-kira yang ingin Anda ageni?," tanyanya seraya menyelidik.

Dengan percaya diri, Taufik yang sudah ditempatkan bertugas di LP Klas IIA Magelang mengatakan, dia menginginkan agar citra pegawai LP yang selama ini dipandang negatif masyarakat, bisa diperbaiki dan kasus di Lapas Sukamiskin, tidak terjadi di Jawa Tengah.

Mendengar jawaban Taufik yang idealis, Ganjar mengatakan, butuh keberanian untuk mewujudkannya. Sebab, ada banyak godaan yang akan menghampiri. Dia mencontohkan napi narkoba yang tidak enggan memberi imbalan mahal kepada sipir yang mau membantunya.

"Narkoba itu bisnis yang menggiurkan. Setiap hari kurang lebih 50 orang meninggal karena narkoba. Duitnya banyak sekali. Sementara take home pay sipir hanya Rp4,8 juta. Contohnya, tolong disimpankan HP saya, setiap saat saya mau pakai, sebulan saya gaji Rp20 juta," ungkapnya.

Apa yang diceritakannya adalah fakta di lapangan, di mana tidak sedikit aparat yang justru tergiur oleh iming-iming para napi. Karenanya, membangun integritas perlu ditanamkan sejak dini

"Jadi kalau kamu dikasih duit orang, kamu minta uang atau kamu di sogok orang, ingatlah pertanyaan saya hari ini. Karena kamu disumpah. Gusti Allah mboten nate sare," tandas dia.

Ganjar menambahkan, untuk mengubah negeri ini menjadi lebih baik, memang dibutuhkan orang-orang berintegritas yang berani. Risikonya kadang-kadang memang tidak ringan. 

"Dicemooh, dimarahi itu biasa. Mereka marah, kita menjelaskan. Dijelaskan adalah edukasi. Tapi layanan nggak bisa baik, edukasi tidak bisa dilakukan, kalau tidak dilakukan terus menerus. Saya istilahkan kita melubangi batu keras dengan air, maka tetesan itu nggak boleh berhenti," pesannya.

(Rita/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Karya Proper Diharapkan Tidak Hanya Inovasi dari Sisi Teknis


Bagikan :

SEMARANG - Senin (6/8/2018), Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP berkesempatan mengisi Ceramah Jam Pimpinan di Aula BPSDMD Jateng. Kegiatan itu antara lain diikuti pejabat eselon III, eselon IV, lurah dan prajab CPNS Kementerian Hukum dan HAM Kanwil Jateng.

Membuka ceramah jam pimpinan, Gubernur Ganjar Pranowo melontarkan pertanyaan kepada peserta dari Prajab CPNS Kumham. Apa yang membuat mereka mau bekerja di Kementerian Hukum dan HAM.

"Kenapa mau kerja di Kumham, di LP lagi?," tanyanya.

Peserta bernama Taufik Setiawan mengungkapkan, bahwa dia ingin membahagiakan kedua orangtuanya. Tujuan berikutnya, ingin menjadi agen perubahan. 

Alasan kedua Taufik itu pun memantik keingintahuan Ganjar lebih dalam. Dia pun mengejar  dengan memberi pertanyaan, perubahan apa yang hendak diageni laki-laki dari Temanggung itu.

"Perubahan apa kira-kira yang ingin Anda ageni?," tanyanya seraya menyelidik.

Dengan percaya diri, Taufik yang sudah ditempatkan bertugas di LP Klas IIA Magelang mengatakan, dia menginginkan agar citra pegawai LP yang selama ini dipandang negatif masyarakat, bisa diperbaiki dan kasus di Lapas Sukamiskin, tidak terjadi di Jawa Tengah.

Mendengar jawaban Taufik yang idealis, Ganjar mengatakan, butuh keberanian untuk mewujudkannya. Sebab, ada banyak godaan yang akan menghampiri. Dia mencontohkan napi narkoba yang tidak enggan memberi imbalan mahal kepada sipir yang mau membantunya.

"Narkoba itu bisnis yang menggiurkan. Setiap hari kurang lebih 50 orang meninggal karena narkoba. Duitnya banyak sekali. Sementara take home pay sipir hanya Rp4,8 juta. Contohnya, tolong disimpankan HP saya, setiap saat saya mau pakai, sebulan saya gaji Rp20 juta," ungkapnya.

Apa yang diceritakannya adalah fakta di lapangan, di mana tidak sedikit aparat yang justru tergiur oleh iming-iming para napi. Karenanya, membangun integritas perlu ditanamkan sejak dini

"Jadi kalau kamu dikasih duit orang, kamu minta uang atau kamu di sogok orang, ingatlah pertanyaan saya hari ini. Karena kamu disumpah. Gusti Allah mboten nate sare," tandas dia.

Ganjar menambahkan, untuk mengubah negeri ini menjadi lebih baik, memang dibutuhkan orang-orang berintegritas yang berani. Risikonya kadang-kadang memang tidak ringan. 

"Dicemooh, dimarahi itu biasa. Mereka marah, kita menjelaskan. Dijelaskan adalah edukasi. Tapi layanan nggak bisa baik, edukasi tidak bisa dilakukan, kalau tidak dilakukan terus menerus. Saya istilahkan kita melubangi batu keras dengan air, maka tetesan itu nggak boleh berhenti," pesannya.

(Rita/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Karya Proper Diharapkan Tidak Hanya Inovasi dari Sisi Teknis


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu