Follow Us :              

Populerkan Produk Lokal, Ganjar Usul Pemakaian Busana Adat Berbahan Denim

  13 March 2019  |   09:00:00  |   dibaca : 3685 
Kategori :
Bagikan :


Populerkan Produk Lokal, Ganjar Usul Pemakaian Busana Adat Berbahan Denim

13 March 2019 | 09:00:00 | dibaca : 3685
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

BATANG - Kain denim atau yang juga disebut jins, biasanya dirancang menjadi model busana yang trendi atau kekinian. Namun, bagaimana jika kain denim dibuat menjadi baju adat dan dikenakan sebagai pakaian kerja di kantor pemerintahan? Mulai beskap, blangkon, jarik ataupun kain batik khas Jateng berbahan dasar denim dan dikenakan oleh Aparatur SIpil Negara (ASN).

Usulan tersebut disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai meninjau stand pameran UMKM Musrenbangwil eks-Keresidenan Pekalongan di Pendopo Kabupaten Batang, Rabu (13/3/2019).

"Nanti saya mengusulkan, saya ingin membuat beskap, blangkon dan jarik berbahan jins (denim). Jariknya dibatik karena ini kainnya tipis. Ini saya pesan dan beli atau tidak minta. Saya pesan dibuatkan blangkon beskap dan jarik berbahan jins," ucapnya di hadapan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, Sekda Jateng Sri Puryono, sejumlah bupati dan wali kota, Forkopimda, serta berbagai elemen masyarakat yang hadir pada kesempatan itu.

Ganjar menjelaskan, setiap tanggal 15 seluruh ASN di lingkungan Pemprov Jateng diwajibkan mengenakan busana adat Jateng. Kebijakan tersebut sudah berjalan sejak periode pertama pemerintahan Gubernur Ganjar Pranowo. Dengan adanya denim produk industri rumahan warga Kabupaten Pekalongan, maka pakaian adat dapat dimodifikasi dengan denim lokal.

Selain terkenal dengan batiknya, Kabupaten Pekalongan juga mempunyai produk unggulan lain yang tidak kalah populer. Seperti celana berbahan denim yang pemasarannya telah merambah banyak daerah dan negara tetangga.

Sentra industri rumahan celana denim dengan beragam model di wilayah Kabupaten Pekalongan tersebar di beberapa kecamatan, seperti Wonopringgo, Karanganyar dan Kajen.

Selain denim Kabupaten Pekalongan, Gubernur juga memamerkan bermacam produk unggulan dari kabupaten dan kota se-Eks Keresidenan Pekalongan. 

Diantaranya pemanfatan limbah kantong plastik yang disulap menjadi sepatu, tas belanja, tas laptop yang diproduksi oleh Kelompok Usaha Bersama (Kube) Kota Tegal.

Melalui pelatihan dan pendampingan dari Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Tegal serta instansi terkait lainnya, kelompok perajin memanfaatkan limbah plastik kresek untuk diolah menjadi bermacam produk, seperti sepatu, tas belanja, tas laptop, dompet, dan aneka suvenir cantik.

Tak kalah menarik, produk berbahan eceng gondok buatan warga Kota Pekalongan juga dipamerkan. Batang tanaman eceng gondok dibuat sandal jepit yang unik dan menarik. Selain itu juga handuk tenun bercorak batik khas Kota Pekalongan yang tidak ditemukan di daerah lain.

"Sprei lukis dari Batang, sandal dan kacamata dari bahan kayu yang keren bentuknya dari Kabupaten Tegal dan sudah ekspor, serta kerudung cantik warnanya belum kita temukan di pasar. Kalau ini dijual online yang beli ombyokan," bebernya.

Produk unggulan Kabupaten Pemalang juga turut menarik perhatian. Salah satunya sarung tenun ATBM yang memiliki ciri sangat halus dan lembut. Bahkan, sarung khas Pemalang yang dikenal dengan sebutan sarung goyor tersebut, pemasarannya tembus ke negara-negara di Timur Tengah.

"Saat saya ke Jeddah, sarung goyor atau sarung toldem ini laris manis. Sarung ini ukurannya panjang karena didesain untuk orang Arab. Kita mempunyai karya- karya luar biasa," jelasnya.

 

Baca juga : Sepatu Dari Limbah Plastik, Ganjar: Ini Harus Ditiru Semua Daerah


Bagikan :

BATANG - Kain denim atau yang juga disebut jins, biasanya dirancang menjadi model busana yang trendi atau kekinian. Namun, bagaimana jika kain denim dibuat menjadi baju adat dan dikenakan sebagai pakaian kerja di kantor pemerintahan? Mulai beskap, blangkon, jarik ataupun kain batik khas Jateng berbahan dasar denim dan dikenakan oleh Aparatur SIpil Negara (ASN).

Usulan tersebut disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai meninjau stand pameran UMKM Musrenbangwil eks-Keresidenan Pekalongan di Pendopo Kabupaten Batang, Rabu (13/3/2019).

"Nanti saya mengusulkan, saya ingin membuat beskap, blangkon dan jarik berbahan jins (denim). Jariknya dibatik karena ini kainnya tipis. Ini saya pesan dan beli atau tidak minta. Saya pesan dibuatkan blangkon beskap dan jarik berbahan jins," ucapnya di hadapan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, Sekda Jateng Sri Puryono, sejumlah bupati dan wali kota, Forkopimda, serta berbagai elemen masyarakat yang hadir pada kesempatan itu.

Ganjar menjelaskan, setiap tanggal 15 seluruh ASN di lingkungan Pemprov Jateng diwajibkan mengenakan busana adat Jateng. Kebijakan tersebut sudah berjalan sejak periode pertama pemerintahan Gubernur Ganjar Pranowo. Dengan adanya denim produk industri rumahan warga Kabupaten Pekalongan, maka pakaian adat dapat dimodifikasi dengan denim lokal.

Selain terkenal dengan batiknya, Kabupaten Pekalongan juga mempunyai produk unggulan lain yang tidak kalah populer. Seperti celana berbahan denim yang pemasarannya telah merambah banyak daerah dan negara tetangga.

Sentra industri rumahan celana denim dengan beragam model di wilayah Kabupaten Pekalongan tersebar di beberapa kecamatan, seperti Wonopringgo, Karanganyar dan Kajen.

Selain denim Kabupaten Pekalongan, Gubernur juga memamerkan bermacam produk unggulan dari kabupaten dan kota se-Eks Keresidenan Pekalongan. 

Diantaranya pemanfatan limbah kantong plastik yang disulap menjadi sepatu, tas belanja, tas laptop yang diproduksi oleh Kelompok Usaha Bersama (Kube) Kota Tegal.

Melalui pelatihan dan pendampingan dari Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Tegal serta instansi terkait lainnya, kelompok perajin memanfaatkan limbah plastik kresek untuk diolah menjadi bermacam produk, seperti sepatu, tas belanja, tas laptop, dompet, dan aneka suvenir cantik.

Tak kalah menarik, produk berbahan eceng gondok buatan warga Kota Pekalongan juga dipamerkan. Batang tanaman eceng gondok dibuat sandal jepit yang unik dan menarik. Selain itu juga handuk tenun bercorak batik khas Kota Pekalongan yang tidak ditemukan di daerah lain.

"Sprei lukis dari Batang, sandal dan kacamata dari bahan kayu yang keren bentuknya dari Kabupaten Tegal dan sudah ekspor, serta kerudung cantik warnanya belum kita temukan di pasar. Kalau ini dijual online yang beli ombyokan," bebernya.

Produk unggulan Kabupaten Pemalang juga turut menarik perhatian. Salah satunya sarung tenun ATBM yang memiliki ciri sangat halus dan lembut. Bahkan, sarung khas Pemalang yang dikenal dengan sebutan sarung goyor tersebut, pemasarannya tembus ke negara-negara di Timur Tengah.

"Saat saya ke Jeddah, sarung goyor atau sarung toldem ini laris manis. Sarung ini ukurannya panjang karena didesain untuk orang Arab. Kita mempunyai karya- karya luar biasa," jelasnya.

 

Baca juga : Sepatu Dari Limbah Plastik, Ganjar: Ini Harus Ditiru Semua Daerah


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu