Follow Us :              

Penerapan Pendidikan Antikorupsi Harus Lebih Aplikatif

  02 April 2019  |   07:00:00  |   dibaca : 423 
Kategori :
Bagikan :


Penerapan Pendidikan Antikorupsi Harus Lebih Aplikatif

02 April 2019 | 07:00:00 | dibaca : 423
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Penerapan pendidikan antikorupsi di seluruh jenjang pendidikan di Jawa Tengah akan dititikberatkan pada materi-materi yang lebih aplikatif. Seperti pendidikan antikorupsi yang sudah dilaksanakan di 23 SMA/SMK di Jateng, di mana penerapannya difokuskan pada praktik agar penanaman nilai dan karakter bagi siswa lebih mengena.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Jateng Sulistyo mengatakan, pendidikan antikorupsi itu bukan sebuah mata pelajaran, namun disisipkan di setiap mata pelajaran. 

"Mohon dukungan kami sedang menyusun materi pendidikan antikorupsi untuk anak-anak kita, semoga ini jadi langkah memperbaiki mentalitas dan integritas bangsa kita," katanya saat on air di acara Mas Ganjar Menyapa, Selasa (2/4/2019) di Puri Gedeh. 

Karena bukan sebagai mata pelajaran, kata dia, pengalaman diri serta penguatan spirit siswa lebih dikedepankan. Misalnya, soal kejujuran bakal diterapkan dengan membuka kantin atau koperasi kejujuran. Dengan begitu, pengalaman diri bahwa korupsi itu sama dengan merampas hak orang lain akan dipahami.

"Kelemahan pendidikan kita selama ini adalah kurang aplikatif, bagaimana nanti? Bagaimana caranya terinternalisasi dalam sikap keseharian. Contohnya, ada kantin kejujuran di sekolah. Tidak hanya ilmu pengetahuan, tapi yang mampu mengubah sikap," katanya. 

Dia menjelaskan, praktik pendidikan antikorupsi yang telah diterapkan di 23 sekolah tersebut adalah penerapan kantin dan koperasi kejujuran, anjangsana ke panti jompo, pembelajaran budi pekerti, dan pembinaan pendidikan karakter dengan TNI Polri. Bahkan, ada aplikasi antikorupsi di SMAN 1 Pati bernama coruption button untuk early warning system korupsi. 

"Kita bukan sekadar pendidikan antikorupsi, tapi kita tambah dengan pendidikan budi pekerti agar mereka peka. Maka kita terjunkan mereka ke panti, membantu orang-orang tua," katanya.

Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berharap pembenahan pendidikan yang menyangkut spiritual ini mampu menumbuhkan kepercayaan para siswa bahwa perbaikan bangsa ini terus dilakukan. Karena ini bukan sekadar menggenjot ilmu pengetahuan namun juga soal moralitas. 

"Mensinkronkan mata pelajaran dengan spirit antikorupsi dari SD hingga SMA, mereka akan mendapatkan pendidikan dan moral antikorupsi agar bangsa ini memiliki generasi berintegritas," paparnya. 

Dengan demikian, Ganjar berharap, generasi-generasi berintegritas itulah yang kelak yang akan membawa perubahan lebih besar dan mengisi pos-pos politik bangsa ini. Karena menurut Ganjar, tidak ada satupun di bumi ini yang tidak bicara politik. Jadi upaya-upaya menghindarkan kawula muda dari sikap apatisme terhadap dunia politik harus dibenahi. "Apatisme terhadap politik itu akan terkikis kalau kita terus melakukan edukasi. Politik itu universal, karena kalau untuk membuat hukum aturan juga menggunakan politik," tukasnya. 

Menurutnya, hal yang harus diperbaiki saat ini adalah kualitas pemahaman, kualitas pemikiran untuk membangun integritas. "Nah, mulai sekarang kita mulai menggerakan dari diri sendiri. Untuk kaum milenial, ayo lihat dan angkat politisi yang punya laku yang baik. Saya banyak lihat teman-teman dewan politisi yang baik, mereka membantu masyarakat, benar-benar membantu dengan detail. Mereka juga antikorupsi, menolak gratifikasi. Politisi yang baik itu banyak," bebernya.

 

Baca juga : Ganjar Ajak Seluruh Wali Kota Terapkan Pendidikan Antikorupsi


Bagikan :

SEMARANG - Penerapan pendidikan antikorupsi di seluruh jenjang pendidikan di Jawa Tengah akan dititikberatkan pada materi-materi yang lebih aplikatif. Seperti pendidikan antikorupsi yang sudah dilaksanakan di 23 SMA/SMK di Jateng, di mana penerapannya difokuskan pada praktik agar penanaman nilai dan karakter bagi siswa lebih mengena.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Jateng Sulistyo mengatakan, pendidikan antikorupsi itu bukan sebuah mata pelajaran, namun disisipkan di setiap mata pelajaran. 

"Mohon dukungan kami sedang menyusun materi pendidikan antikorupsi untuk anak-anak kita, semoga ini jadi langkah memperbaiki mentalitas dan integritas bangsa kita," katanya saat on air di acara Mas Ganjar Menyapa, Selasa (2/4/2019) di Puri Gedeh. 

Karena bukan sebagai mata pelajaran, kata dia, pengalaman diri serta penguatan spirit siswa lebih dikedepankan. Misalnya, soal kejujuran bakal diterapkan dengan membuka kantin atau koperasi kejujuran. Dengan begitu, pengalaman diri bahwa korupsi itu sama dengan merampas hak orang lain akan dipahami.

"Kelemahan pendidikan kita selama ini adalah kurang aplikatif, bagaimana nanti? Bagaimana caranya terinternalisasi dalam sikap keseharian. Contohnya, ada kantin kejujuran di sekolah. Tidak hanya ilmu pengetahuan, tapi yang mampu mengubah sikap," katanya. 

Dia menjelaskan, praktik pendidikan antikorupsi yang telah diterapkan di 23 sekolah tersebut adalah penerapan kantin dan koperasi kejujuran, anjangsana ke panti jompo, pembelajaran budi pekerti, dan pembinaan pendidikan karakter dengan TNI Polri. Bahkan, ada aplikasi antikorupsi di SMAN 1 Pati bernama coruption button untuk early warning system korupsi. 

"Kita bukan sekadar pendidikan antikorupsi, tapi kita tambah dengan pendidikan budi pekerti agar mereka peka. Maka kita terjunkan mereka ke panti, membantu orang-orang tua," katanya.

Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berharap pembenahan pendidikan yang menyangkut spiritual ini mampu menumbuhkan kepercayaan para siswa bahwa perbaikan bangsa ini terus dilakukan. Karena ini bukan sekadar menggenjot ilmu pengetahuan namun juga soal moralitas. 

"Mensinkronkan mata pelajaran dengan spirit antikorupsi dari SD hingga SMA, mereka akan mendapatkan pendidikan dan moral antikorupsi agar bangsa ini memiliki generasi berintegritas," paparnya. 

Dengan demikian, Ganjar berharap, generasi-generasi berintegritas itulah yang kelak yang akan membawa perubahan lebih besar dan mengisi pos-pos politik bangsa ini. Karena menurut Ganjar, tidak ada satupun di bumi ini yang tidak bicara politik. Jadi upaya-upaya menghindarkan kawula muda dari sikap apatisme terhadap dunia politik harus dibenahi. "Apatisme terhadap politik itu akan terkikis kalau kita terus melakukan edukasi. Politik itu universal, karena kalau untuk membuat hukum aturan juga menggunakan politik," tukasnya. 

Menurutnya, hal yang harus diperbaiki saat ini adalah kualitas pemahaman, kualitas pemikiran untuk membangun integritas. "Nah, mulai sekarang kita mulai menggerakan dari diri sendiri. Untuk kaum milenial, ayo lihat dan angkat politisi yang punya laku yang baik. Saya banyak lihat teman-teman dewan politisi yang baik, mereka membantu masyarakat, benar-benar membantu dengan detail. Mereka juga antikorupsi, menolak gratifikasi. Politisi yang baik itu banyak," bebernya.

 

Baca juga : Ganjar Ajak Seluruh Wali Kota Terapkan Pendidikan Antikorupsi


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu