Follow Us :              

Sri Puryono: Tinggalkan Mata Air Kepada Anak Cucu, Jangan Air Mata

  04 April 2019  |   09:00:00  |   dibaca : 643 
Kategori :
Bagikan :


Sri Puryono: Tinggalkan Mata Air Kepada Anak Cucu, Jangan Air Mata

04 April 2019 | 09:00:00 | dibaca : 643
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

KLATEN - Peringatan Hari Air Dunia XXVII Provinsi Jawa Tengah dengan tema "Semua Harus Mendapatkan Akses Air"  dipusatkan di tepi Waduk Rowo Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Kamis (4/3/2019).

Sekda Jateng Sri Puryono saat membacakan sambutan dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, air adalah jantung kehidupan dan pemberian gratis dari Tuhan. Sehingga, umat manusia harus sadar untuk mempertahankan agar air tetap ada dan tidak bisa menganggap remeh.

Air, selain untuk konsumsi sehari-hari makhluk hidup dan pertanian, masyarakat harus didorong melalukan konservasi agar keberadaan sifat dan fungsinya tetap berkualitas, berkuantitas.

"Pemprov (Jateng) terus berupaya mengantisipasi ketersediaan air dengan menggalakkan biopori mengampanyekan hemat air untuk anak cucu nanti. Untuk itu kami mengajak masyarakat bersama-sama selamatkan sumber air. Jadikan air sebagai berkah jangan jadi musibah. Tinggalkan mata air kepada anak cucu, jangan air mata," paparnya. 

Momentum Hari Air Sedunia itupun diharapkan menjadi komitmen bersama menyatukan langkah dan sinergi dalam penyelamatan air. Apalagi, dengan akan dibangunnya Sekolah Sungai di tepi Rowo Jombor akan mewujudkan SDM handal pelestari air, dan perawat sungai serta danau.

Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Investasi Zaenal Fatah yang datang mewakili Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan, defisitnya air salah satunya disebabkan oleh arus urbanisasi dan perubahan iklim. Sehingga, dibutuhkan pengelolaan air yang terpadu.

Agar masyarakat mendapatkan air, pemerintah harus memiliki upaya pengembangan strategis, melalui kampanye door to door, menjadikan air sebagai kawan, bukan musuh dan beresonansi dengan lingkungan. Caranya, melalui penanaman pohon, dan membuat lubang biopori.

"Jadi pengguna air, kita harus tanggung jawab dan berkontribusi. Kegiatan ini kami harapkan terjadi pertukaran informasi maupun terkait tekonologi sumber daya air," tandasnya.

Dalam sambutan selamat datang, Bupati Klaten Sri Mulyani meminta kepada pemerintah pusat maupun provinsi untuk membantu mewujudkan Rowo Jombor sebagai destinasi wisata.

"Sekolah Sungai segera terbangun, warung apung di sisi utara maupun keramba-keramba dirapikan. DED sudah siap," katanya disambut tepuk tangan tamu undangan yang hadir.

 

Baca juga : Masyarakat Klaten Deklarasikan Dukungan Penataan Rowo Jombor


Bagikan :

KLATEN - Peringatan Hari Air Dunia XXVII Provinsi Jawa Tengah dengan tema "Semua Harus Mendapatkan Akses Air"  dipusatkan di tepi Waduk Rowo Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Kamis (4/3/2019).

Sekda Jateng Sri Puryono saat membacakan sambutan dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, air adalah jantung kehidupan dan pemberian gratis dari Tuhan. Sehingga, umat manusia harus sadar untuk mempertahankan agar air tetap ada dan tidak bisa menganggap remeh.

Air, selain untuk konsumsi sehari-hari makhluk hidup dan pertanian, masyarakat harus didorong melalukan konservasi agar keberadaan sifat dan fungsinya tetap berkualitas, berkuantitas.

"Pemprov (Jateng) terus berupaya mengantisipasi ketersediaan air dengan menggalakkan biopori mengampanyekan hemat air untuk anak cucu nanti. Untuk itu kami mengajak masyarakat bersama-sama selamatkan sumber air. Jadikan air sebagai berkah jangan jadi musibah. Tinggalkan mata air kepada anak cucu, jangan air mata," paparnya. 

Momentum Hari Air Sedunia itupun diharapkan menjadi komitmen bersama menyatukan langkah dan sinergi dalam penyelamatan air. Apalagi, dengan akan dibangunnya Sekolah Sungai di tepi Rowo Jombor akan mewujudkan SDM handal pelestari air, dan perawat sungai serta danau.

Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Investasi Zaenal Fatah yang datang mewakili Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan, defisitnya air salah satunya disebabkan oleh arus urbanisasi dan perubahan iklim. Sehingga, dibutuhkan pengelolaan air yang terpadu.

Agar masyarakat mendapatkan air, pemerintah harus memiliki upaya pengembangan strategis, melalui kampanye door to door, menjadikan air sebagai kawan, bukan musuh dan beresonansi dengan lingkungan. Caranya, melalui penanaman pohon, dan membuat lubang biopori.

"Jadi pengguna air, kita harus tanggung jawab dan berkontribusi. Kegiatan ini kami harapkan terjadi pertukaran informasi maupun terkait tekonologi sumber daya air," tandasnya.

Dalam sambutan selamat datang, Bupati Klaten Sri Mulyani meminta kepada pemerintah pusat maupun provinsi untuk membantu mewujudkan Rowo Jombor sebagai destinasi wisata.

"Sekolah Sungai segera terbangun, warung apung di sisi utara maupun keramba-keramba dirapikan. DED sudah siap," katanya disambut tepuk tangan tamu undangan yang hadir.

 

Baca juga : Masyarakat Klaten Deklarasikan Dukungan Penataan Rowo Jombor


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu