Follow Us :              

Wagub: Jarang Festival Budaya Didaftarkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

  06 October 2019  |   09:00:00  |   dibaca : 1420 
Kategori :
Bagikan :


Wagub: Jarang Festival Budaya Didaftarkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

06 October 2019 | 09:00:00 | dibaca : 1420
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

BANJARNEGARA - Tradisi Ujungan yang kini dikemas menjadi Festival Ujungan, tahun ini memasuki tahun kedua penyelenggaraan. Sebagai upaya untuk menjaga dan melestarikannya, Festival Ujungan yang merupakan tradisi asli warga Banjarnegara sudah tercatat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai pariwisata budaya.

"Tradisi ujungan merupakan tradisi minta hujan kepada Yang Maha Kuasa dengan adu pukul menggunakan rotan. Tradisi ini sudah tercatat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai pariwisata budaya. Pencatatan ini bertujuan untuk memelihara tradisi warga Banjarnegara," terang Bupati Banjarnegara Budi Sarwono saat memberikan sambutan pada Puncak Festival Ujungan 2019 di area persawahan dusun Ketandan, Desa Gumelem, Minggu (6/10/2019).

Tradisi ujungan yang merupakan tradisi tahunan ini, lanjut dia, setelah dikemas menjadi festival diharapkan akan menjadi salah satu daya tarik wisata, baik wisata dalam negeri dan luar negeri. Sehingga, memiliki dampak bagi perekonomian masyarakat, swasta maupun pemerintah.

"Ke depan penyelenggaraannya harus terus ditingkatkan, baik dari sisi penyelenggaraan maupun dampak ekonomi," kata dia.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menyambut positi dicatatkannya Festival Ujungan di Kemendikbud. Sebab, jarang seni budaya yang didaftarkan ke daftar warisan budaya tak benda. Tetapi disini, sudah terdaftar.

"Karena itu saya berharap, budaya yang kita miliki kita lestarikan dan kita kenalkan kepada masyarakat luas. Apalagu Festival Ujungan sudah difasilitasi pemkab. Sehingga tradisi yang berlangsung bisa dilihat khalayak umum," tuturnya.

Pada kesempatan itu, Wagub Taj Yasin juga berpesan, agar warga juga melaksanakan salat Istisqa yang dipimpin tokoh agama setempat. Harapannya, setelah salat, Allah SWT segera menurunkan hujan.


Bagikan :

BANJARNEGARA - Tradisi Ujungan yang kini dikemas menjadi Festival Ujungan, tahun ini memasuki tahun kedua penyelenggaraan. Sebagai upaya untuk menjaga dan melestarikannya, Festival Ujungan yang merupakan tradisi asli warga Banjarnegara sudah tercatat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai pariwisata budaya.

"Tradisi ujungan merupakan tradisi minta hujan kepada Yang Maha Kuasa dengan adu pukul menggunakan rotan. Tradisi ini sudah tercatat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai pariwisata budaya. Pencatatan ini bertujuan untuk memelihara tradisi warga Banjarnegara," terang Bupati Banjarnegara Budi Sarwono saat memberikan sambutan pada Puncak Festival Ujungan 2019 di area persawahan dusun Ketandan, Desa Gumelem, Minggu (6/10/2019).

Tradisi ujungan yang merupakan tradisi tahunan ini, lanjut dia, setelah dikemas menjadi festival diharapkan akan menjadi salah satu daya tarik wisata, baik wisata dalam negeri dan luar negeri. Sehingga, memiliki dampak bagi perekonomian masyarakat, swasta maupun pemerintah.

"Ke depan penyelenggaraannya harus terus ditingkatkan, baik dari sisi penyelenggaraan maupun dampak ekonomi," kata dia.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menyambut positi dicatatkannya Festival Ujungan di Kemendikbud. Sebab, jarang seni budaya yang didaftarkan ke daftar warisan budaya tak benda. Tetapi disini, sudah terdaftar.

"Karena itu saya berharap, budaya yang kita miliki kita lestarikan dan kita kenalkan kepada masyarakat luas. Apalagu Festival Ujungan sudah difasilitasi pemkab. Sehingga tradisi yang berlangsung bisa dilihat khalayak umum," tuturnya.

Pada kesempatan itu, Wagub Taj Yasin juga berpesan, agar warga juga melaksanakan salat Istisqa yang dipimpin tokoh agama setempat. Harapannya, setelah salat, Allah SWT segera menurunkan hujan.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu