Follow Us :              

Ini Pesan Gus Yasin kepada Delegasi Istanbul Youth Summit asal Jateng

  09 January 2020  |   10:30:00  |   dibaca : 2032 
Kategori :
Bagikan :


Ini Pesan Gus Yasin kepada Delegasi Istanbul Youth Summit asal Jateng

09 January 2020 | 10:30:00 | dibaca : 2032
Kategori :
Bagikan :

Foto : Simon (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Simon (Humas Jateng)

SEMARANG - Pada 27 sampai 30 Januari 2020 nanti, sebanyak 200 orang delegasi dari Indonesia akan mengikuti Istanbul Youth Summit. Sebanyak tujuh orang diantaranya merupakan perwakilan dari Jawa Tengah.

Kamis (9/01/2020), empat perwakilan Jateng menemui Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di ruang kerjanya. Mereka adalah Zaenab Dyah Dayanti dari Universitas Diponegoro, Diana Maria dari Universitas Negeri Semarang, Febby Gandasari dari Universitas Wahid Hasyim, dan Nurul dari Universitas Jendral Soedirman. 

Kepada Wagub Taj Yasin, Zaenab mengatakan, kegiatan dalam Istanbul Youth Summit adalah konferensi kepemudaan dan simposium. Delegasinya akan mengangkat isu mempersiapkan generasi muda menyongsong Indonesia emas Indonesia di 2045, sesuai visi misi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin. 

“Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2020-2030, yang mana negara ini akan memiliki 180 juta penduduk usia produktif. Sedangkan yang tidak produktif sebanyak 40 persen. Untuk memanfaatkan bonu demografi tersebut, kami mempersiapkan dari sekarang,” terangnya.

Menurut pandangannya, tantangan yang harus dibenahi menuju Indonesia Emas adalah bidang pendidikan. Pendapat itu didasarkan pada pangamatan prestasi pendidikan di daerah asalnya, Kabupaten Grobogan. 

“Pendidikan di Grobogan belum bisa mencapai 3 besar terbaik di Jawa Tengah. Dari program Kemendikbud sekarang, pendidikan yang paling urgent di tingkat sekolah dasar saat ini adalah bidang pemrograman dan bahasa Inggris. Bukan material seperti Ujian Nasional,” tuturnya.

Maka dari itu, lanjutnya, ia ingin memberikan kontribusinya di bidang pemrograman dan bahasa Inggris dengan membentuk sebuah komunitas. 

Wagub Taj Yasin Maimoen pun merasa senang dengan keberhasilan mereka mengikuti seleksi Istanbul Youth Summit 2020. Pemikiran mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk menyambut Indonesia Emas 2045 melalui pendidikan, juga sangat baik. Namun, wagub yang akrab disapa dengan Gus Yasin ini juga menambahkan pesan. Mereka diminta mempelajari sistem pendidikan di Turki. 

“Pendidikan di Turki murah. Sekolah banyak yang gratis. Konsep di sana, sekolah bukan hanya mutu mencerdaskan bangsa, tetapi juga berdampak sosial,” jelasnya.

Ketika seseorang sudah berkomitmen mengabdikan diri sebagai guru di Turki, mereka hanya fokus mengajar. Tidak memikirkan persoalan-persoalan lain di luar mengajar. 

“Pokoknya dedikasinya mengajar. Kalau sudah tidak bisa mengajar (pensiun), akan ditawari masuk ke bisnisnya. Mau mengembangkan bisnis dimana. Ini tidak semata-mata memperkaya diri, tetapi sebagian dikembalikan ke sekolah untuk pembiyaan,” tandasnya.

Sementara di Jawa Tengah pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya, biaya sekolah masih cenderung mahal.  Jika sistem pendidikan di Turki dimungkinkan diadopsi di Jawa Tengah, tentu akan bermanfaat.

Gus Yasin juga menginginkan, terbentuknya budaya ramah terhadap sekolah. Sehingga, ketika ada yang mengiming-imingi untuk bekerja pada anak usia sekolah, lingkungan otomatis menolaknya.

“Jadi ketika ada yang ngomong, kerjo sik, ijazah bisa dengan kejar paket, otomatis tertolak. Yang menolak langsung budaya. Peradaban. Ini yang penting,” pesannya.


Bagikan :

SEMARANG - Pada 27 sampai 30 Januari 2020 nanti, sebanyak 200 orang delegasi dari Indonesia akan mengikuti Istanbul Youth Summit. Sebanyak tujuh orang diantaranya merupakan perwakilan dari Jawa Tengah.

Kamis (9/01/2020), empat perwakilan Jateng menemui Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di ruang kerjanya. Mereka adalah Zaenab Dyah Dayanti dari Universitas Diponegoro, Diana Maria dari Universitas Negeri Semarang, Febby Gandasari dari Universitas Wahid Hasyim, dan Nurul dari Universitas Jendral Soedirman. 

Kepada Wagub Taj Yasin, Zaenab mengatakan, kegiatan dalam Istanbul Youth Summit adalah konferensi kepemudaan dan simposium. Delegasinya akan mengangkat isu mempersiapkan generasi muda menyongsong Indonesia emas Indonesia di 2045, sesuai visi misi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin. 

“Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2020-2030, yang mana negara ini akan memiliki 180 juta penduduk usia produktif. Sedangkan yang tidak produktif sebanyak 40 persen. Untuk memanfaatkan bonu demografi tersebut, kami mempersiapkan dari sekarang,” terangnya.

Menurut pandangannya, tantangan yang harus dibenahi menuju Indonesia Emas adalah bidang pendidikan. Pendapat itu didasarkan pada pangamatan prestasi pendidikan di daerah asalnya, Kabupaten Grobogan. 

“Pendidikan di Grobogan belum bisa mencapai 3 besar terbaik di Jawa Tengah. Dari program Kemendikbud sekarang, pendidikan yang paling urgent di tingkat sekolah dasar saat ini adalah bidang pemrograman dan bahasa Inggris. Bukan material seperti Ujian Nasional,” tuturnya.

Maka dari itu, lanjutnya, ia ingin memberikan kontribusinya di bidang pemrograman dan bahasa Inggris dengan membentuk sebuah komunitas. 

Wagub Taj Yasin Maimoen pun merasa senang dengan keberhasilan mereka mengikuti seleksi Istanbul Youth Summit 2020. Pemikiran mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk menyambut Indonesia Emas 2045 melalui pendidikan, juga sangat baik. Namun, wagub yang akrab disapa dengan Gus Yasin ini juga menambahkan pesan. Mereka diminta mempelajari sistem pendidikan di Turki. 

“Pendidikan di Turki murah. Sekolah banyak yang gratis. Konsep di sana, sekolah bukan hanya mutu mencerdaskan bangsa, tetapi juga berdampak sosial,” jelasnya.

Ketika seseorang sudah berkomitmen mengabdikan diri sebagai guru di Turki, mereka hanya fokus mengajar. Tidak memikirkan persoalan-persoalan lain di luar mengajar. 

“Pokoknya dedikasinya mengajar. Kalau sudah tidak bisa mengajar (pensiun), akan ditawari masuk ke bisnisnya. Mau mengembangkan bisnis dimana. Ini tidak semata-mata memperkaya diri, tetapi sebagian dikembalikan ke sekolah untuk pembiyaan,” tandasnya.

Sementara di Jawa Tengah pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya, biaya sekolah masih cenderung mahal.  Jika sistem pendidikan di Turki dimungkinkan diadopsi di Jawa Tengah, tentu akan bermanfaat.

Gus Yasin juga menginginkan, terbentuknya budaya ramah terhadap sekolah. Sehingga, ketika ada yang mengiming-imingi untuk bekerja pada anak usia sekolah, lingkungan otomatis menolaknya.

“Jadi ketika ada yang ngomong, kerjo sik, ijazah bisa dengan kejar paket, otomatis tertolak. Yang menolak langsung budaya. Peradaban. Ini yang penting,” pesannya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu