Follow Us :              

Kagumi Biola Bambu Asal Kudus, Ganjar Kunjungi Rumah Mbah Min

  12 May 2021  |   12:00:00  |   dibaca : 1342 
Kategori :
Bagikan :


Kagumi Biola Bambu Asal Kudus, Ganjar Kunjungi Rumah Mbah Min

12 May 2021 | 12:00:00 | dibaca : 1342
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

KUDUS - Belasan tahun Ngatmin atau akrab disapa Mbah Min membuat biola berbahan baku bambu. Karena menggunakan bahan dasar yang unik, biola buatannya dikenal masyarakat. Konsumennya bahkan sampai dari luar negeri. 

Keunikan itu pula yang membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tertarik mengenal lebih jauh sosok Mbah Min. Ia menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah laki-laki itu di Japan Wetan, Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Rabu (12/5/2021). Di rumah yang berada di lereng Gunung Muria itu, Mbah Min biasa memproduksi biola dari bahan bambu dan bahan kayu. Meski tidak bisa bertemu Mbah Min karena sedang pergi mengantar pesanan biola, Ganjar banyak mendapat informasi dari perbincangan dengan Sri Sudarwati, istri Mbah Min. 

Pada Ganjar, Sudarwati menceritakan, perjalanan usaha suaminya yang telah dirintis sejak tahun 2009, termasuk pertemuan Mbah Min dengan seseorang dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang sangat berperan dalam keberhasilan mereka. 

"Dulu kerja ukir kayu di Jepara. (Lalu) Teman dari IPB itu mau mengembangkan alat musik biola, suami saya didukung untuk membuat biola bambu," ujarnya kepada Ganjar. 

Berawal dari hal itu, lanjut Sudarwati, biola bambu karya Mbah Min mulai dikirim ke berbagai tempat. Mulai pesanan dari IPB sendiri sampai ada pesanan dari Hongkong dan Malaysia. Selama ini Mbah Min hanya melayani pesanan yang masuk, biasanya melalui daring. 

"Dulu yang rutin itu pesanan dari IPB. (Sekarang) Ini baru merintis untuk produksi massal. Kesulitannya selama ini memang penjualan," katanya. 

Ditanya mengenai lama proses pembuatan, Sudarwati mengatakan, semua masih dikerjakan secara manual. Ia mengaku satu biola paling cepat bisa dikerjakan dalam waktu satu hari. Proses paling lama justru pada saat pengeringan bambu. Agar menjadi bahan baku terbaik dibutuhkan waktu pengeringan bisa sampai enam bulan. 

"Semua manual. Selain dari bambu, ada juga yang dari kayu, (selain akustik) ada juga biola elektrik. Semua bahan diambil di pasar lokal," ujarnya. 

Di rumah Mbah Min, Ganjar sempat melihat beberapa koleksi biola bambu dan kayu. Menurutnya, biola bambu karya Mbah Min tersebut merupakan karya keren bahkan menjadi satu-satunya dari Kudus. Bagi yang ingin memiliki karya biola bambu itu bisa langsung menghubungi Mbah Min atau datang langsung ke rumah sekaligus tempat produksinya. 

"(Biola) dari bambu, saya kira ini (yang) pertama. Dan istimewanya, ini dari Kudus. Ini keren." pujinya bangga.


Bagikan :

KUDUS - Belasan tahun Ngatmin atau akrab disapa Mbah Min membuat biola berbahan baku bambu. Karena menggunakan bahan dasar yang unik, biola buatannya dikenal masyarakat. Konsumennya bahkan sampai dari luar negeri. 

Keunikan itu pula yang membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tertarik mengenal lebih jauh sosok Mbah Min. Ia menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah laki-laki itu di Japan Wetan, Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Rabu (12/5/2021). Di rumah yang berada di lereng Gunung Muria itu, Mbah Min biasa memproduksi biola dari bahan bambu dan bahan kayu. Meski tidak bisa bertemu Mbah Min karena sedang pergi mengantar pesanan biola, Ganjar banyak mendapat informasi dari perbincangan dengan Sri Sudarwati, istri Mbah Min. 

Pada Ganjar, Sudarwati menceritakan, perjalanan usaha suaminya yang telah dirintis sejak tahun 2009, termasuk pertemuan Mbah Min dengan seseorang dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang sangat berperan dalam keberhasilan mereka. 

"Dulu kerja ukir kayu di Jepara. (Lalu) Teman dari IPB itu mau mengembangkan alat musik biola, suami saya didukung untuk membuat biola bambu," ujarnya kepada Ganjar. 

Berawal dari hal itu, lanjut Sudarwati, biola bambu karya Mbah Min mulai dikirim ke berbagai tempat. Mulai pesanan dari IPB sendiri sampai ada pesanan dari Hongkong dan Malaysia. Selama ini Mbah Min hanya melayani pesanan yang masuk, biasanya melalui daring. 

"Dulu yang rutin itu pesanan dari IPB. (Sekarang) Ini baru merintis untuk produksi massal. Kesulitannya selama ini memang penjualan," katanya. 

Ditanya mengenai lama proses pembuatan, Sudarwati mengatakan, semua masih dikerjakan secara manual. Ia mengaku satu biola paling cepat bisa dikerjakan dalam waktu satu hari. Proses paling lama justru pada saat pengeringan bambu. Agar menjadi bahan baku terbaik dibutuhkan waktu pengeringan bisa sampai enam bulan. 

"Semua manual. Selain dari bambu, ada juga yang dari kayu, (selain akustik) ada juga biola elektrik. Semua bahan diambil di pasar lokal," ujarnya. 

Di rumah Mbah Min, Ganjar sempat melihat beberapa koleksi biola bambu dan kayu. Menurutnya, biola bambu karya Mbah Min tersebut merupakan karya keren bahkan menjadi satu-satunya dari Kudus. Bagi yang ingin memiliki karya biola bambu itu bisa langsung menghubungi Mbah Min atau datang langsung ke rumah sekaligus tempat produksinya. 

"(Biola) dari bambu, saya kira ini (yang) pertama. Dan istimewanya, ini dari Kudus. Ini keren." pujinya bangga.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu