Follow Us :              

Wagub : Sabarlah Pada Murid yang Kurang Pandai

  18 March 2022  |   14:00:00  |   dibaca : 1039 
Kategori :
Bagikan :


Wagub : Sabarlah Pada Murid yang Kurang Pandai

18 March 2022 | 14:00:00 | dibaca : 1039
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

PURWOREJO - Menghadapi murid yang kurang pandai, terkadang menguras kesabaran guru, lantaran murid tidak kunjung memahami apa yang diajarkan. Meskipun begitu, seorang guru tetap tidak boleh kehabisan kesabaran. Dengan kesabaran, seorang guru harus tetap membuka peluang bagi murid yang tidak pandai, untuk memperoleh ilmu yang diajarkan.  

Kisah ketelandan seorang guru pada muridnya, diceritakan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen lewat kisah hubungan guru-murid, Imam Syafi'i dan Imam Buwaithi. 

"Imam Buwaithi, murid Imam Syafi'i, tidak begitu pintar. Mungkin kalau dites IQ nya, (dia) orang yang mudah lupa. Imam Buwaithi diterangkan oleh Imam Syafi'i, setelah selesai belajar mengajinya, Buwaithi ditanya, Buwaithi bagimana? Sudah paham belum? (Dijawab) belum," cerita Wagub pada acara Khotmil Qur'an dan Haul Masyayikh di Ponpes Jazullyyah Syafi'iyyah Kabupaten Purworejo, Jumat (18/03/2022).  

Imam Syafi'i terus mengajar materi yang sama kepada Imam Buwaithi hingga 40 kali. Imam Buwaithi bahkan sempat malu karena sampai diulang ke 39 kali, dia masih saja belum paham. 

"Bahkan Imam Buwaithi ketika diajari ke 39 kali, sudah terasa akan ditanyai dan dirinya belum paham, (maka) Belum selesai memikirkan hal itu, Imam Syafi'i bertanya. Imam Buwaithi yang tengah duduk kemudian berdiri dan lari pulang," ungkapnya menceritakan. 

Mengetahui muridnya berlari pulang, Imam Syafi'i mengejarnya. Pintu rumah Imam Buwaithi diketok sampai dibukakan. Imam Syafi'i pun kemudian kembali mengajarkan hal yang sama ke - 40 kalinya kepada Imam Buwaithi. 

"Akhirnya apa? Imam Buwaithi menjadi penerusnya Imam Syafi'i," ucapnya. 

Berangkat dari kisah itu, Taj Yasin ingin menunjukkan berkat kesabaran seorang guru dan ketekunan murid untuk belajar, keberhasilan bukan mustahil akan terwujud. 

"Jadi kalau kita punya murid seperti ini, disabari saja. Murid juga begitu. Punya rasa bagaimana caranya membanggakan guru. Jangan karena gurunya sabar, malah tidak serius. Tetap semangat," pungkasnya.


Bagikan :

PURWOREJO - Menghadapi murid yang kurang pandai, terkadang menguras kesabaran guru, lantaran murid tidak kunjung memahami apa yang diajarkan. Meskipun begitu, seorang guru tetap tidak boleh kehabisan kesabaran. Dengan kesabaran, seorang guru harus tetap membuka peluang bagi murid yang tidak pandai, untuk memperoleh ilmu yang diajarkan.  

Kisah ketelandan seorang guru pada muridnya, diceritakan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen lewat kisah hubungan guru-murid, Imam Syafi'i dan Imam Buwaithi. 

"Imam Buwaithi, murid Imam Syafi'i, tidak begitu pintar. Mungkin kalau dites IQ nya, (dia) orang yang mudah lupa. Imam Buwaithi diterangkan oleh Imam Syafi'i, setelah selesai belajar mengajinya, Buwaithi ditanya, Buwaithi bagimana? Sudah paham belum? (Dijawab) belum," cerita Wagub pada acara Khotmil Qur'an dan Haul Masyayikh di Ponpes Jazullyyah Syafi'iyyah Kabupaten Purworejo, Jumat (18/03/2022).  

Imam Syafi'i terus mengajar materi yang sama kepada Imam Buwaithi hingga 40 kali. Imam Buwaithi bahkan sempat malu karena sampai diulang ke 39 kali, dia masih saja belum paham. 

"Bahkan Imam Buwaithi ketika diajari ke 39 kali, sudah terasa akan ditanyai dan dirinya belum paham, (maka) Belum selesai memikirkan hal itu, Imam Syafi'i bertanya. Imam Buwaithi yang tengah duduk kemudian berdiri dan lari pulang," ungkapnya menceritakan. 

Mengetahui muridnya berlari pulang, Imam Syafi'i mengejarnya. Pintu rumah Imam Buwaithi diketok sampai dibukakan. Imam Syafi'i pun kemudian kembali mengajarkan hal yang sama ke - 40 kalinya kepada Imam Buwaithi. 

"Akhirnya apa? Imam Buwaithi menjadi penerusnya Imam Syafi'i," ucapnya. 

Berangkat dari kisah itu, Taj Yasin ingin menunjukkan berkat kesabaran seorang guru dan ketekunan murid untuk belajar, keberhasilan bukan mustahil akan terwujud. 

"Jadi kalau kita punya murid seperti ini, disabari saja. Murid juga begitu. Punya rasa bagaimana caranya membanggakan guru. Jangan karena gurunya sabar, malah tidak serius. Tetap semangat," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu