Follow Us :              

Bumikan Pancasila, Pemprov Jateng Gandeng 13 Perusahaan Serap Kerja

  02 June 2022  |   09:00:00  |   dibaca : 622 
Kategori :
Bagikan :


Bumikan Pancasila, Pemprov Jateng Gandeng 13 Perusahaan Serap Kerja

02 June 2022 | 09:00:00 | dibaca : 622
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Link and match antara sekolah menengah kejuruan dengan perusahaan, terus dipacu baik dari sisi ketrampilan maupun mental kedisiplinan dan etos kerja. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pengembangan SDM itu merupakan salah satu cerita membumikan Pancasila dalam bentuk kinerja. 

Berangkat dari pemikiran tersebut, bertepatan dengan peringatan Bulan Bung Karno, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan pelatihan kepada ribuan calon tenaga kerja tekstil dan alas kaki. Pelatihan yang menggandeng 13 perusahaan tersebut digelar di Balai Industri Produk Tekstil dan Alas Kaki, Tambakaji, Kota Semarang. 

"Ini cara membumikan Pancasila yang kita wujudkan dalam bentuk kinerja. 
Kalau kita bicara dari sisi ekonomi, kita punya balai latihan kerja dalam pengembangan SDM," kata Ganjar usai memberikan arahan dan motivasi pada acara pelatihan SDM industri tekstil dan alas kaki, Kamis (2/6/2022). 

Ganjar berharap pelatihan ini bisa menjawab persoalan banyak perusahaan tekstil dan alas kaki di Jawa Tengah yang masih kekurangan suplai tenaga kerja yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Selain mereka harus rajin dan disiplin, tenaga kerja tersebut juga memiliki keterampilan menggunakan peralatan tercanggih. 

Selama ini Ganjar mendapat kritikan dari perusahaan terkait sekolah kejuruan di Jawa Tengah. Mereka mengatakan, kebanyakan sekolah kejuruan menggunakan mesin kuno untuk praktik.
Dampak dari keadaan ini, lulusan SMK tidak sesuai dengan yang dibutuhkan industri. Ganjar menegaskan, inilah sebabnya magang menjadi bagian dari teaching industry harus dilakukan. 

"Sekolahnya bisa di sini, kurikulum bisa di-order, dan praktiknya bisa di perusahaan. Kalau kita bisa melatih lebih banyak lagi, maka pengangguran bisa kita diserap dengan cepat. Jadi investasi masuk, man power atau SDM-nya juga bisa kita penuhi dari tempat kita sendiri," katanya. 

Berdasarkan fakta itulah, Ganjar mendorong adanya perombakan kurikulum sekolah. Pemerintah Provinsi bahkan akan memfasilitasi upaya peningkatan kapasitas itu, dengan memberikan peralatan mutakhir yang sesuai dengan perusahaan. 

"Tapi tidak hanya skill saja, mental juga perlu. Termasuk tadi yang mereka (perusahaan) sampaikan, banyak yang libur kalau hujan. Banyak yang sayang motornya kotor daripada disiplin masuk kerja. Ini komplain dari publik, maka kita musti benahi itu. Kita musti disiplin, kalau perlu pinjam (cara) militer untuk melatih," tandas Ganjar. 

Terkait kerja sama dengan perusahaan, Ganjar menilai, mereka juga membutuhkan adanya program pelatihan di Balai Latihan Kerja, bagi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) sebagai upaya link and match antara ketrampilan lulusan SMK dengan kebutuhan mereka. 

Pada program latihan kerja ini, lulusan SMA/SMK yang masih menganggur untuk dilatih kerja selama 20 hari. Setelah lulus mereka akan disalurkan untuk bekerja pada salah satu dari 13 perusahaan yang telah bekerjasama dalam program ini. 

"Jadi anak-anak ini (peserta) otomatis akan bekerja. Tapi ada ekspektasi yang diharapkan dari industri. Satu, mereka musti rajin. Dua, musti mengenal mesin yang canggih," tegas Ganjar. 

Kepala Disperindag Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Arif Sambodo mengatakan, sejauh ini sudah melatih 51.838 tenaga kerja. Sebanyak 65 persen di antaranya sudah penempatan di perusahaan dan sisanya berkegiatan mandiri seperti konveksi dan sebagainya. 

"Khusus tahun ini kita merekrut 1.400 calon tenaga kerja. Hari ini yang hadir kurang lebih 275 orang untuk angkatan 6 industri tekstil dan alas kaki. Kami juga sudah kerja sama dengan bursa khusus kerja di SMK. Itu yang kita ambil," katanya.


Bagikan :

SEMARANG - Link and match antara sekolah menengah kejuruan dengan perusahaan, terus dipacu baik dari sisi ketrampilan maupun mental kedisiplinan dan etos kerja. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pengembangan SDM itu merupakan salah satu cerita membumikan Pancasila dalam bentuk kinerja. 

Berangkat dari pemikiran tersebut, bertepatan dengan peringatan Bulan Bung Karno, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan pelatihan kepada ribuan calon tenaga kerja tekstil dan alas kaki. Pelatihan yang menggandeng 13 perusahaan tersebut digelar di Balai Industri Produk Tekstil dan Alas Kaki, Tambakaji, Kota Semarang. 

"Ini cara membumikan Pancasila yang kita wujudkan dalam bentuk kinerja. 
Kalau kita bicara dari sisi ekonomi, kita punya balai latihan kerja dalam pengembangan SDM," kata Ganjar usai memberikan arahan dan motivasi pada acara pelatihan SDM industri tekstil dan alas kaki, Kamis (2/6/2022). 

Ganjar berharap pelatihan ini bisa menjawab persoalan banyak perusahaan tekstil dan alas kaki di Jawa Tengah yang masih kekurangan suplai tenaga kerja yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Selain mereka harus rajin dan disiplin, tenaga kerja tersebut juga memiliki keterampilan menggunakan peralatan tercanggih. 

Selama ini Ganjar mendapat kritikan dari perusahaan terkait sekolah kejuruan di Jawa Tengah. Mereka mengatakan, kebanyakan sekolah kejuruan menggunakan mesin kuno untuk praktik.
Dampak dari keadaan ini, lulusan SMK tidak sesuai dengan yang dibutuhkan industri. Ganjar menegaskan, inilah sebabnya magang menjadi bagian dari teaching industry harus dilakukan. 

"Sekolahnya bisa di sini, kurikulum bisa di-order, dan praktiknya bisa di perusahaan. Kalau kita bisa melatih lebih banyak lagi, maka pengangguran bisa kita diserap dengan cepat. Jadi investasi masuk, man power atau SDM-nya juga bisa kita penuhi dari tempat kita sendiri," katanya. 

Berdasarkan fakta itulah, Ganjar mendorong adanya perombakan kurikulum sekolah. Pemerintah Provinsi bahkan akan memfasilitasi upaya peningkatan kapasitas itu, dengan memberikan peralatan mutakhir yang sesuai dengan perusahaan. 

"Tapi tidak hanya skill saja, mental juga perlu. Termasuk tadi yang mereka (perusahaan) sampaikan, banyak yang libur kalau hujan. Banyak yang sayang motornya kotor daripada disiplin masuk kerja. Ini komplain dari publik, maka kita musti benahi itu. Kita musti disiplin, kalau perlu pinjam (cara) militer untuk melatih," tandas Ganjar. 

Terkait kerja sama dengan perusahaan, Ganjar menilai, mereka juga membutuhkan adanya program pelatihan di Balai Latihan Kerja, bagi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) sebagai upaya link and match antara ketrampilan lulusan SMK dengan kebutuhan mereka. 

Pada program latihan kerja ini, lulusan SMA/SMK yang masih menganggur untuk dilatih kerja selama 20 hari. Setelah lulus mereka akan disalurkan untuk bekerja pada salah satu dari 13 perusahaan yang telah bekerjasama dalam program ini. 

"Jadi anak-anak ini (peserta) otomatis akan bekerja. Tapi ada ekspektasi yang diharapkan dari industri. Satu, mereka musti rajin. Dua, musti mengenal mesin yang canggih," tegas Ganjar. 

Kepala Disperindag Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Arif Sambodo mengatakan, sejauh ini sudah melatih 51.838 tenaga kerja. Sebanyak 65 persen di antaranya sudah penempatan di perusahaan dan sisanya berkegiatan mandiri seperti konveksi dan sebagainya. 

"Khusus tahun ini kita merekrut 1.400 calon tenaga kerja. Hari ini yang hadir kurang lebih 275 orang untuk angkatan 6 industri tekstil dan alas kaki. Kami juga sudah kerja sama dengan bursa khusus kerja di SMK. Itu yang kita ambil," katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu