Foto : (Humas Jateng)
Foto : (Humas Jateng)
SURAKARTA - Bulan Maret menjadi momentum yang sangat penting bagi organisasi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), sebab Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK diperingati pada bulan tersebut.
Setelah melalui jatuh bangun dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, akhirnya pada tahun 2024 organisasi PKK memasuki usia ke-52 tahun. Di mana Puncak Peringatan HKG ini dilaksanakan bersamaan dengan Jambore Nasional Kader PKK di Taman Balekambang, Surakarta pada Kamis, 16 Mei 2024.
Pada kesempatan itu, Pj Ketua Umum Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Jateng, Shinta Nana Sudjana menceritakan perihal lahirnya organisasi PKK di Indonesia. Kisah ini bermula dari keprihatinan Istri Gubernur Jawa Tengah saat itu, Isriati Moenadi terhadap banyaknya kasus busung lapar, penyebaran penyakit menular maupun kemiskinan.
"Beliau kemudian menggerakkan berbagai pelatihan bagi kaum perempuan. Bahkan, ada perintah setiap kabupaten/kota di Jawa Tengah, harus memiliki Pusat Pelatihan PKK," tuturnya.
Upaya itu dilakukan agar setiap keluarga memiliki keterampilan untuk bertahan hidup. Kerja keras Isriati Moenadi membuahkan hasil, bahkan upayanya ini mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat. Presiden Suharto meminta kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Amir Machmud agar PKK dilaksanakan di seluruh Indonesia.
Semangat Isriati Moenadi dilanjutkan oleh Kardinah Supardjo Rustam, saat jabatan Mendagri dipegang oleh Supardjo Rustam tahun 1983-1988. Diketahui sebelumnya, Supardjo Rustam menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah pada tahun 1974-1982.
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1982, Tim Penggerak PKK Pusat dibentuk dan dipimpin langsung oleh isteri Menteri Dalam Negeri RI. Mandat inilah yang menjadi semangat Kardinah Supardjo Rustam dalam mempertahankan dan memperjuangkan kesejahteraan keluarga.
“Dari Jawa Tengah untuk Indonesia, sepertinya menjadi kekuatan dan semangat," ungkap Pj Ketum TP PKK Jateng.
Ia menuturkan, kerja keras Ibu Isriati Moenadi inilah yang akhirnya menjadi cikal bakal lahirnya organisasi PKK. Hingga kemudian pada tahun 1998, secara khusus dibangun Museum PKK di Kabupaten Semarang, bersebelahan dengan makam Isriati Moenadi.
"Di sana ibu-ibu masih bisa melihat tulisan tangan beliau, ketika membuat materi tentang PKK, bahkan daftar hadir pelatihan juga masih ada," terangnya.
Sementara itu, Ketua umum TP PKK, Tri Suswati Tito Karnavian menambahkan, pelaksanaan program PKK saat ini dapat tercapai secara optimal, sebab PKK memiliki peran aktif di setiap sektor sosial masyarakat.
Salah satu contohnya, kolaborasi pemerintah dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menurunkan angka stunting, melalui pemberian makanan tambahan dan pemanfaatan lahan pekarangan.
"Selanjutnya adalah pelaksanaan program unggulan Gerakan Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Bencana melalui tiga project, yaitu
peduli stunting, PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), serta peduli kesehatan ibu dan anak," pungkasnya.
Selain itu, dilakukan pula kegiatan-kegiatan yang membantu menurunkan angka inflasi, seperti gerakan menanam cabai, serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait tata laksana rumah tangga dan harmonisasi keluarga.
Peringatan HKG PKK ke-52 di Surakarta ini juga dihadiri langsung oleh Ibu Negara RI, Iriana Joko Widodo selaku pelindung utama TP PKK; Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional, Wury Ma'ruf Amin; dan Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) kabinet Indonesia Maju.
SURAKARTA - Bulan Maret menjadi momentum yang sangat penting bagi organisasi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), sebab Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK diperingati pada bulan tersebut.
Setelah melalui jatuh bangun dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, akhirnya pada tahun 2024 organisasi PKK memasuki usia ke-52 tahun. Di mana Puncak Peringatan HKG ini dilaksanakan bersamaan dengan Jambore Nasional Kader PKK di Taman Balekambang, Surakarta pada Kamis, 16 Mei 2024.
Pada kesempatan itu, Pj Ketua Umum Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Jateng, Shinta Nana Sudjana menceritakan perihal lahirnya organisasi PKK di Indonesia. Kisah ini bermula dari keprihatinan Istri Gubernur Jawa Tengah saat itu, Isriati Moenadi terhadap banyaknya kasus busung lapar, penyebaran penyakit menular maupun kemiskinan.
"Beliau kemudian menggerakkan berbagai pelatihan bagi kaum perempuan. Bahkan, ada perintah setiap kabupaten/kota di Jawa Tengah, harus memiliki Pusat Pelatihan PKK," tuturnya.
Upaya itu dilakukan agar setiap keluarga memiliki keterampilan untuk bertahan hidup. Kerja keras Isriati Moenadi membuahkan hasil, bahkan upayanya ini mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat. Presiden Suharto meminta kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Amir Machmud agar PKK dilaksanakan di seluruh Indonesia.
Semangat Isriati Moenadi dilanjutkan oleh Kardinah Supardjo Rustam, saat jabatan Mendagri dipegang oleh Supardjo Rustam tahun 1983-1988. Diketahui sebelumnya, Supardjo Rustam menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah pada tahun 1974-1982.
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1982, Tim Penggerak PKK Pusat dibentuk dan dipimpin langsung oleh isteri Menteri Dalam Negeri RI. Mandat inilah yang menjadi semangat Kardinah Supardjo Rustam dalam mempertahankan dan memperjuangkan kesejahteraan keluarga.
“Dari Jawa Tengah untuk Indonesia, sepertinya menjadi kekuatan dan semangat," ungkap Pj Ketum TP PKK Jateng.
Ia menuturkan, kerja keras Ibu Isriati Moenadi inilah yang akhirnya menjadi cikal bakal lahirnya organisasi PKK. Hingga kemudian pada tahun 1998, secara khusus dibangun Museum PKK di Kabupaten Semarang, bersebelahan dengan makam Isriati Moenadi.
"Di sana ibu-ibu masih bisa melihat tulisan tangan beliau, ketika membuat materi tentang PKK, bahkan daftar hadir pelatihan juga masih ada," terangnya.
Sementara itu, Ketua umum TP PKK, Tri Suswati Tito Karnavian menambahkan, pelaksanaan program PKK saat ini dapat tercapai secara optimal, sebab PKK memiliki peran aktif di setiap sektor sosial masyarakat.
Salah satu contohnya, kolaborasi pemerintah dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menurunkan angka stunting, melalui pemberian makanan tambahan dan pemanfaatan lahan pekarangan.
"Selanjutnya adalah pelaksanaan program unggulan Gerakan Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Bencana melalui tiga project, yaitu
peduli stunting, PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), serta peduli kesehatan ibu dan anak," pungkasnya.
Selain itu, dilakukan pula kegiatan-kegiatan yang membantu menurunkan angka inflasi, seperti gerakan menanam cabai, serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait tata laksana rumah tangga dan harmonisasi keluarga.
Peringatan HKG PKK ke-52 di Surakarta ini juga dihadiri langsung oleh Ibu Negara RI, Iriana Joko Widodo selaku pelindung utama TP PKK; Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional, Wury Ma'ruf Amin; dan Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) kabinet Indonesia Maju.
Berita Terbaru